Salam cinta dari Ania

Photobucket

Rabu, 15 Juni 2011

Risalah Rasul_Nabi Yusuf AS

INTISARI KISAH NABI YUSUF

Sebelumnya, dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim AS merupakan bapak para nabi. Salah satu putra beliau adalah Nabi Ishaq AS, kemudian putra Nabi Ishaq AS adalah Nabi Ya’qub AS. Nabi Ya’qub (Israil) – keturunannya disebut Bani Israil. Beliau memiliki 12 anak yang membentuk 12 suku Bani Israil. Putra ketujuh dari Nabi Ya’qub adalah Nabi Yusuf AS.
Subhanallah...Begitu banyak hikmah dari kisah Nabi Yusuf AS sehingga Alloh SWT mengabadikannya dalam full satu surat QS Yusuf (12): 1-111. Isi pokok dari QS Yusuf tersebut antara lain pokok keimanan (kenabian Nabi Yusuf AS dan mukjizat-mukjizatnya; ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan keagamaan adalah hak Alloh semata-mata), hukum-hukum (keharusan merahasiakan sesuatu untuk menghindari fitnah, sebuah barang temuan tidak boleh dibiarkan) dan beberapa suri tauladan yang mulia dari Nabi Yusuf dan nabi Ya’qub (sabar dari segala cobaan, tahan dari godaan hawa nafsu, sifat berbakti, sifat rendah hati, dan jiwa pemaaf).

Nabi Yusuf AS memperoleh mimpi (QS 12:4-6)
Masih ingat tulisan saya tentang “Istikharah”? Sebuah mimpi itu bukan dalil, kecuali mimpi dari para nabi yang merupakan wahyu. Sesuai firman Alloh dalam Q.S Al-Fath (48): 27, “Sesungguhnya Alloh akan membuktikan Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya.” Nabi Yusuf AS menceritakan sebuah mimpi ke ayahnya bahwa beliau melihat 11 bintang, matahari dan bulan bersujud kepadanya. Sang Ayah melarang anaknya untuk menceritakan mimpi itu kepada saudara-saudaranya. Ternyata, Alloh telah memilih Nabi Yusuf AS sebagai seorang nabi dan mengajarkan beliau tentang intrepretasi sebuah mimpi.

Hubungan Nabi Yusuf AS dengan saudara-saudaranya (QS 12: 7-19)
Dalam ayat ini dijelaskan tentang perilaku tercela dari saudara-saudara Nabi Yusuf, yakni memasukkan Nabi Yusuf ke dalam sumur dan berbohong kepada ayahnya bahwa Nabi Yusuf telah dimangsa serigala. Namun dengan kebesaran Alloh, Nabi Yusuf ditolong oleh kelompok orang musafir, lalu mereka menjual Nabi Yusuf ke seorang raja Mesir bernama Qifthir dan isterinya, Zulaikha.

Nabi Yusuf AS mendapatkan godaan(QS 12: 20-29)
Semakin beranjak dewasa, ilmu dan perilaku Nabi Yusuf AS semakin mempesona. Serbuan godaan hawa nafsu pun menghampirinya. Ada sebuah doa yang bijak ketika Nabi Yusuf mendapatkan godaan dari Zulaikha, “Aku berlindung kepada Alloh, sungguh tuanku telah memperlakukanku dengan baik” (QS 12: 23). Kalau tidak karena pertolongan Allah, Nabi Yusuf akan tergoda pada perempuan itu. Keduanya berlari ke pintu, lalu Zulaikha mengkoyakkan baju Nabi Yusuf dari belakang. Yaa, sekali lagi, “Sesungguhnya Yusuf itu termasuk Hamba-hamba Kami yang terpilih” (QS 12: 24). Sang raja mengetahui kejadian tersebut lalu melihat kebenaran perkara siapa yang salah.




Nabi Yusuf dipenjara (QS 12: 30-35)
Tak hanya Zulaikha yang tergoda, melainkan seluruh wanita-wanita di kota Mesir juga tergila-gila terhadap ketampanan paras Nabi Yusuf AS. “Maha Sempurna Allah, ini bukan manusia, ini tidak lain hanya malaikat yang mulia (QS 12: 31).”

Bagaimana dengan tanggapan Nabi Yusuf AS atas kejadian tersebut? Subhanallah, berikut kalimat bijak Nabi Yusuf AS yang cukup terkenal,“Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada apa yang mereka serukan padaku. Dan jika Engkau tidak menghindarkan tipu daya mereka daripadaku, niscaya hatiku cenderung kepadanya, dan tentulah aku tergolong orang-orang yang bodoh (QS 12: 33).”

Untuk menutupi aib keluarga besar Al Aziz, maka Nabi Yusuf dimasukkan ke dalam penjara. Masuklah bersamanya dua orang pemuda. Salah seorang daripada mereka berkata, “Sesungguhnya aku bermimpi memeras anggur.” Dan yang lainnya berkata, “Aku bermimpi bahwa aku membawa roti di atas kepalaku dan sebagian diantaranya dimakan burung. Terangkan pada kami artinya. Sesungguhnya kami memandangmu sebagai orang yang berbuat kebajikan (QS 12:36).” Lalu Nabi Yusuf AS menerangkan arti mimpi mereka (QS 12: 37-42). Selanjutnya, ta’bir Nabi Yusuf AS tentang mimpi raja juga disampaikan (QS 12: 43-49). Berkat interpretasi mimpi raja tersebut, Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara dan diangkat sebagai bendahara negeri Mesir.

Pertemuan Nabi yusuf AS dengan saudara-saudaranya (QS 12: 58-100)
Suatu hari, datanglah saudara-saudara Yusuf, lalu masuk menemuinya. Yusuf mengenali mereka, tetapi mereka tidak. Mereka datang untuk meminta pertolongan makanan. Nabi Yusuf AS pun menolong mereka dengan mensyaratkan mereka untuk membawa Bunyamin (QS 12: 59). Saudara Nabi Yusuf  membujuk ayah mereka untuk membawa Bunyamin. Namun Nabi Ya’qub tidak lagi mempercayakan perkataan mereka.

Aku tidak akan mengutusnya bersama kamu sehingga kamu memberi aku satu janji yang teguh dengan Allah, bahwa kamu pasti akan mendatangkannya kembali kepadaku, kecuali kamu dikepung.” Maka tatkala mereka telah memberikan janji mereka, dia berkata, “Alloh menjadi saksi atas apa yang kami ucapkan (QS 12: 12; 66)

Kemudian, Nabi Yusuf membuat muslihat kepada saudara-saudaranya dengan tujuan untuk memberi pelajaran kepada mereka (QS 12: 70-82). Demikianlah Allah membuat muslihat untuk Yusuf. Menurut peraturan raja, saudara Yusuf haruslah dijadikan hamba sahaya, tapi Yusuf tidak menghukum saudaranya karena dia tahu saudaranya tidak bersalah.

Yusuf berkata, “Kami berlindung kepada Allah daripada menahan seseorang, kecuali orang yang kami temukan harta benda kami padanya, sesungguhnya jika kami berbuat demikian, maka kami termasuk orang-orang  yang zalim (QS 12: 79).”

Adegan yang paling mengharukan adalah ketika pertemuan Nabi Yusuf AS dengan ayahnya, nabi Ya’qub AS. (T_T)

Wahai ayahku, inilah ta’bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah Menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah Berbuat Baik kepadaku, ketika Dia Membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika Membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaithan merusak (hubunganku) dengan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS 12: 100).”

Dalam penutup QS Yusuf terdapat doa dari Nabi Yusuf AS (QS 12: 101) dan ibroh atau pelajaran yang dapat diambil dari Nabi Yusuf AS (QS 12: 103-111).

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman (QS 12:111).”

Sumber:
-          Al Qur’anul Kariim Terjemahan (QS 12: 1-111)

An Maharani Bluepen
Ditulis sejak pergantian cahaya Gerhana Bulan Total sampai terbitnya matahari
160611

Tidak ada komentar:

Posting Komentar