Salam cinta dari Ania

Photobucket

Kamis, 12 November 2009

dieNuL isLam


Dienul isLaM

“Aku rela dengan Alloh SWT sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul”

Sejenak an berpikir..ternyata sudah seperlima abad an memeluk agama yang fitrah ini. Sungguh, ketika lingkungan itu membentuk diri an sampai saat ini,.menjadi kepribadian yang berdasarkan aqidah..keyakinan yang tdk memandang kasta atau perbedaan derajat kelas...yap! islam itu indah..

Mungkin ada beberapa alasan mengapa an memeluk isLam hingga saat ini. Meskipun pertanyaan ini amat sederhana, makna yang terkandung sangat mendalam. Syukur Alhamdulillah, tanpa perlu ada dogma, pengaruh, paksaan atau keyakinan yang berdasarkan keturunan, an memandang isLam sebagai rahmatan lil’alamin, rahmat bagi semesta alam. Islam adalah sistem hidup yang menyeluruh,.meliputi segala aspek kehidupan manusia. Namun apakah kita sebagai umat muslim sudah mengetahui essensi dari agama yang kita peluk sekarang? Pernahkah kita berpikir mengapa lingkungan sangat mempengaruhi kepribadian muslim kita? Dan sejauh mana makna isLam dalam kehidupan kita sehari-hari?

Tentunya, semua alasan pertanyaan tersebut pasti sudah terdapat dalam kitab suci Al qur’an. Tergantung bagaimana kita memahaminya, meresapinya, dan menyikapinya..dan fitrah manusialah yang membuat seseorang memiliki kepercayaan (dien)..sedangkan tujuan seseorang memeluk sebuah dien adalah untuk mencari ketenangan jiwa dalam hidupnya..


see to IsLam..more understand

di dalam bahasa Arab, makna Dien yang berakar kata dal-ya-nun ini mempunyai beberapa pengertian, yaitu: aturan (QS 42: 21), ketundukan (QS 16: 52), kekuasaan dan pemaksaan (QS 56: 86-87), dan pertanggungjawaban (QS 51: 5-6). Dengan demikian kata Dien mencakup makna yang luas yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Kata agama saja tidak cukup untuk menerjemahkan kata Dien ini.

The Meaning of isLam

isLam mengandung makna keselamatan (salima-yaslamu) dan kepatuhan (istislam). Penamaan ini langsung dari Alloh Swt dan penamaannya didasarkan atas esensi ajaran agama ini, bukan pada orang yang menyampaikannya (seperti Budha) atau pada tempat permulaan perkembangannya (Nasrani atau Hindhu).

Makna isLam secara lafadz: islamul wajh (menundukkan wajah) QS 4: 125, Al istislam (berserah diri) QS 3:83, Assalamah (suci bersih) QS 26: 89, Assalam (selamat sejahtera) QS 6: 54, Sullam (perdamaian) QS 47: 35.

Kalimat isLam sebagai ad dien secara istilah: alkhudhu’ (ketundukan) kepada wahyu iLahi (QS 53:4), agama nabi dan rasul (QS 2:136), hukum-hukum/ aturan Alloh (QS 5: 48), membimbing manusia ke jalan yang lurus (QS 6: 153), dan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pilar-pilar isLam

Pertama: AQIDAH
Aqidah isLam menjelaskan dan memberikan petunjuk kepada manusia tentang keimanan kepada Alloh SWT berupa pencarian eksistensi Alloh, mengaku akan keesaan Alloh dan kesempurnaanNYA, iman kepada para malaikat, kitab-kitab suci, para nabi dan hari akhir.

Kedua: IBADAH
Ibadah dalam al-isLam jelas bahwa tugas manusia di muka bumi adalah untuk beribadah kepada Alloh semata.

Ketiga: AKHLAQ
Alloh menjadikan nabi Muhammad SAW sebagai model manusia yang terbaik. Alloh SWT menyebutnya manusia yang memiliki kepribadian yang agung, “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berbudi pekerti yang luhur” (QS Al Qolam:4)

Keempat: PERUNDANG-UNDANGAN
Alloh SWT mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, meliputi ekonomi, politik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dll.

Perfect of isLam (QS 2: 208)

Sempurna dalam waktu: risalah yang satu dan meliputi semua ruang.
Kesempurnaan system/ aturan meliputi:
asas: aqidah (syahadat dan rukun iman)
bangunan islam: ibadah (rukun isLam)
penyokong/ penguat: jihad atau amar ma’ruf nahi munkar, dan dakwah

Characteristic of isLam (QS 2:256)

Rabbaniyah, yaitu isLam menjadikan tujuan akhirnya adalah ridHa Alloh SWT dan sumber konsep isLam adalah wahyu Alloh Swt bukan buatan manusia
Insaniyah, yaitu sesuai dengan fitrah manusia
Syamil, yaitu menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia
Wasathaniyah, yaitu aturan-aturan isLam selalu berada di pertengahan dalam segala hal tidak meninggalkan dunia seperti orang timur dan tidak meninggalkan akhirat seperti orang barat. Tidak kapitalis tidak juga sosialis. Bukan merupakan sistem demokrasi murni dan bukan pula kerajaan. Tidak mengharamkan seperti rahib nasrani tapi tidak juga membebaskannya tanpa batas.
Memiliki prinsip yang teguh (tsabat) dan fleksibilitas.


isLam is My Way..
agama yang bersih dari syirik dan sesuai fitrah membentuk pribadi mukhlis dan hanif
agama yang penuh dengan nilai-nilai dan kosepsi membentuk pribadi yang bermutu dan bermanhaj
agama yang membentuk pribadi yang berakhlak
agama yang membentuk pribadi yang bersih dan suci
agama yang membentuk pribadi yang berilmu dan aktif bekerja, optimis
agama yang penuh kasih sayang, membentuk pribadi berprestasi dan santun...

inilah isLam..jalan yang an yang tempuH....semoga tidak ada lagi istilah “isLam KTP” atau isLam yang hanya berupa identitas semata yang melekat pada umat muslim.

ditulis saat fajar, 25 Dzulkaidah 1430 H

Sumber referensi:
Alqur’an dan Hadist, Coloring Life with Mentoring.

Kamis, 29 Oktober 2009

New QUANTUM TARBIYAH

Buah karya Solikhin Abu ‘Izzuddin ini merupakan buku motivator bagi seorang pementor untuk senantiasa berprestasi, dan membentuk kader dahsyat full manfaat. Latar belakang pembuatan buku sang penulis berharap melalui buku ini beliau ingin berpartisipasi menyajikan solusi agar dakwah yang semakin berat dan amanah yang semakin besar bisa ditunaikan dengan baik.

Intisari buku New QUANTUM TARBIYAH:

Global Thinking. Bagian ini berisi kabar gembira untuk penggiat tarbiyah untuk mendapatkan “parcel khusus dari Alloh”. Hal ini merupakan spiritualitas tarbiyah dan amunisi agar rajin ngaji bagi seorang da’i yakni mendapatkan pahala amal yang besar untuk menuju ‘tHe highway to heaven’.
Kontrak tarbiyah. Berisi tentang kesepakatan pementor. Energi janji sebagai inspirasi berprestasi.
Spirit yang hilang. Bagian ini merupakan inspirasi untuk mengembalikan spirit tarbawi. Banyak kabar tak sedap ketika kader mulai terlelap dalam khilaf, tersesat dalam maksiat, ternoda dengan dosa, dan akhirnya terseret ke penjara dunia dan akhirat.
Breaking the limit. Memecahkan kebekuan dengan mengubah paradigma. Bila kita tidak bisa mengubah keadaan, ubahlah cara kita menghadapinya.
New Quantum tarbiyah. Menghadirkan gairah tarbiyah dengan mengemas secara baru dan jitu sepanjang waktu.
Kader dahsyat full manfaat. Kader adalah aset pergerakan, motor perubahan, inspirator sekaligus konduktor dalam orkestrasi pembelajaran.
Hadirkan jannah dalam halaqah. Pada bagian inilah kita bersama belajar mendahsyatkan diri mutarobbi menjadi murobbi.
Kini engkau menjadi murobbi. Jadilah murobbi, minimal sekali untuk diri sendiri. Kita mampu mengarahkan orang lain bila berhasil merefleksikan kebaikan dalam diri kita. Sebab, “Yang pandai berbuat untuk orang lain hanyalah orang yang pandai berbuat untuk dirinya sendiri,” begitulah taujih dari Abdullah bin Wahab.
Dalam bagian penutup, sang penulis menyajikan salah satu contoh profil murobbi ideal, identitas halaqah, visi dan misi halaqah,dan program-program tarbiyah.


Izzuddin, Solikhin Abu. 2009. New Quantum Tarbiyah. Yogyakarta: Proumedia.

Proses tarbiyah..

Salah satu jaminan dari proses tarbiyah adalah melahirkan sebuah kepribadian yang integral, tidak mendua dan tidak terbelah. Integritas kepribadian muslim yang ditempa di jalan tarbawi tercermin baik keteguhan akidahnya, keluhuran akhlaknya, kebersihan jiwanya, maupun kebaikan hatinya.

Keberhasilan sebuah dakwah akan tampak sejauh mana bila dihadapkan oleh situasi dan kondisi yang menguji integritas kepribadiannya. Sebagaimana halnya ketika terjadi tragedi “Haditsul Ifki” yang menimpa Aisyah RA, dan Shofwan al Mu’attho. Masih inget bukan? Pada saat itu Aisyah tertinggal dalam rombongan muslim kemudian ditolong oleh pemuda muslim yang sholeh, Shofwan al Mu’attho. Namun ketika sampai di tempat tujuan mereka menjadi bahan gunjingan orang-orang, termasuk kaum mukmin.
Banyak orang yang tidak terjamin akhlaknya hingga turut menyebarluaskan fitnah keji tersebut. Bandingkanlah dengan para sahabiyah yang terjamin kualitas tarbawinya, yang menjaga lisannya, yang lebih senang mengutamakan sikap husnudzon kepada ummul Mu’minin Aisyah RA, cukuplah isteri Abu Ayyub al-Anshari mewakili keluarga para shabiyah yang berhati mulia. Hmm..sungguh isteri Abu Ayyub mensikapi kasus tersebut dengan penuh rasa ukhuwwah dan mencintai saudaranya karena Alloh SWT.

Berkenaan dengan gunjingan yang menimpa Aisyah RA, isteri Abu Ayyub al-Anshari berkata kepada suaminya, “Wahai Abu Ayyub, jika Engkau yang menjadi Shofwannya, apakah engkau berbuat yang ‘tidak2’ kepada isteri Rasulullah SAW, sedangkan Shofwan lebih baik daripada engkau. Wahai Abu Ayyub, kalau aku jadi Aisyah, tidak akan pernah aku mengkhianati Rasulullah SAW,.sedangkan Aisyah lebih baik daripada aku.”
Dengan kata lain isteri Abu Ayyub al-anshari RA mengingatkan suaminya bahwa suaminya yang tidak lebih baik dari Shofwan RA saja tidak ada berpikiran buruk terhadap Aisyah RA sebagaimana yang digunjingkan oleh banyak orang,.apalagi Shofwan yang jauh lebih baik daripada suaminya. Dengan demikian mustahil jika Shofwan melakukan hal-hal yang sebagaimana dituduhkan banyak orang. Begitu pula isteri Abu Ayyub al-Anshari yang menganggap dirinya yang tidak merasa tidak lebih baik daripada Aisyah RA, tidak pernah terlintas untuk tega mengkhianati suaminya, apalagi Aisyah yang dalam pandangannya jelas jauh lebih baik daripada Aisyah. Perkataan isteri Abu Ayyub Al-anshari mengandung tausyiah agar kita menjaga lisan, mendahulukan husnudzon, dan menonjolkan sikap tawadhu’ sebagai terbukti terjaminnya hasil dakwah.
Tuduhan yang bohong terhadap ‘Aisyah RA, Ummul mukminin lebih lengkapna tertuang dalam QS An-Nur (24) : 11 – 26.

“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang Mukmin dan Mukminat tidak berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, ‘inilah suatu berita bohong yang nyata’ (QS 24: 12).

Minggu, 27 September 2009

Sepekan setelah lebaran..

The beautiful day...fajar bersemi menggantikan malam yang sepi...saat itu aN mencoba untuk melawan rasa kantuk yang luar biasa hingga akhirnya bisa mengalahkannya dengan sepercik air wudhu..jam menunjukkan empat kurang lima menit...tak ada salahnya jika melaksanakan shalat tahajud sebelum berangkat ke mesjid....entah kenapa setelah sunah muakkad itu, energi an begitu bertambah ketika mendengar suara adzan shubuh..teringat kembali akan cerita masku yang menerangkan alasan kenapa adzan shubuh begitu istimewa karena ada tambahan ‘Asholatu khoiron minannaum’ Yup..Sholat itu lebih baek daripada tidur...haha..jadi ketawa sendiri...yap! aN tak ingin kehilangan waktu shubuh...saatnya bergegas menuju masjid dah...

Sungguh..suasana masjid sepekan lebaran begitu sepi...hanya barisan satu saf yang tersisa..dalam bagian akhwat saja hanya bertahan empat orang...humph...sangat berbeda jika dibandingkan dengan suasana ramadhan...dulu pas awal ramadhan saja, makmum shalat shubuh bagian akhwat mencapai empat shaf (satu shafnya sekitar 20 meter,lo..) seiring berakhirnya ramadhan semakin sedikit jamaah shalat shubuh yang hadir. Moment shalat shubuh tiap masjid pun berbeda....ada yang memakai ritual wirid terlebih dahulu sebelum kultum, namun ada pula yang langsung kultum.....ramadhan kali ini begitu seru,.an mencoba beradaptasi dengan kehadiran masjid yang baru saja direnovasi (Muhajirin)....jadinya ya gantian gitu...kadang di Al-falah, trus pindah ke Muhajirin..hoho...shalat fajar alias qobliyah shubuh menjadi teman yang tak terpisahkan..kadang klo nunggu iqomahnya lama, an sering menyisipkan surat Al-fajr...yumph..sekalian murajaah..haha..
Nah, fajar hari ini amat istimewa..kenapa? humph...akhirnya an bisa bertemu dengan bu mustofa dan bersilaturahmi dengan beliau..maklum, ramadhan tahun ini an absent terus tadarus di masjid...jadinya ga merasa enak ma Bu Mustofa...padahal dulu pas maw khatam, selalu saja beliau yang mendoakan...tahun ini? Sama sekali ga berkesempatan...hiks2...gara2 kegiatan kul yang padat n entrepreneurnya sih...

Usai shalat shubuh, jalan sehat ma mama nih...suasana pagi ini begitu cerah..humph...sebiru jiwa aN mungkin...udah lama yaa, ga jalan sehat kayak gini....jarang banget...padahal an itu mahasiswa kesehatan,.harusnya bisa menyempatkan waktu untuk olahraga tiap hari...di tengah jalan, lagi2 ketemu dengan bu Mus..haha..berpapasan lagi...

Aktivitas pagi selanjutnya nih....SILAHTURAHMI ke rumah dosen2 FKM...sungguh seru,.kali ini an mengajak Dessy untuk berkeliling mengunjungi rumah dosen2 FKM...hmph...Kebetulan masih dalam wilayah Semarang Barat, jadinya ya ga kejauhan gitu...ternyata dosen2 FKM yang tinggal di wilayah ini cukup banyak dan berdekatan tentunya...Ada Bu Yuli (Dosen K3),.Ada bu fath beserta suami, Pak Didik (Dosen Gizi dan guru sma3),.trus ada Pak Ari udi beserta istri, bu hidayani (Dosen epid dan motivator penulis)...namun demikian, kami hanya berkesempatan untuk menemui Bu Yuli, dan Bu Hidayani...sungguh nikmat adanya silaturahmi...menyambung tali persaudaraan dan kesempatan mengenal lebih dekat dengan beliau2 ini...ternyata ga di rumah atau di kampus sama saja...mereka selalu saja memberikan inspirasi, semangat, dorongan, segudang ilmu dan pengalaman tentunya...syukur Alhamdulillah..bulan syawal 1430 H ini memberikan manfaat yang tiada kira karena silaturahmi...bukan hanya silaturahmi ke tempat dosen aja,lo..tapi juga silaturahmi ke saudara, dan teman lainnya...kunjungan akhir silaturahmi ke rumah Bu Hidayani begitu seru rupanya...An menemukan spirit untuk menulis kembali....”Sesibuk apapun aktivitas kita, berilah kesempatan untuk menulis apa saja yang kita pikirkan..jangan sampai kita membuang kesempatan emas itu..banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang kita dapatkan saat menulis...” wow..keren..beliau juga berpesan bahwa seorang muslimah harus bisa merawat tubuhnya dengan baik,.selain itu peluang wirausaha bagi ibu rumahtangga dengan menunjukkan buku berjudul “Mom’s entrepreneur” buah karya Betty..hmmph...bener2 termotivasi rasanya

Jam udah menunjukkan sepuluh tiga puluh nih...wah, pasti adek2 an udah menunggu di Bairurrahman untuk memburu tiket KCB part 2...”katanya on time jam sepuluh,mba..” hoho..sorry ya, dek, telat...coz habis silaturahmi ke tempat dosen..”Ooo..”
Akhirna masa2 yang dinanti datang juga...kami bergegas menuju plasa semarang untuk membeli tiket..syukur Alhamdulillah, saat kami datang antrean tidak begitu panjang...Ohya,. untuk kesempatan nonton kali ini an ditemani oleh Dessy dan 2 sahabat yang an anggap sebagai adik sendiri (maklum, an sebagai anak bungsu). Kedua adik an itu bernama Dian, mahasiswi poltekes jurusan kebidanan,.satu angkatan juga..lahir beda satu hari dengan aN...tapi an anggap sebagai sahabat sekaligus adik karena begitu dekatnya...kemudian si Dinar, mahasiswa UNS yang berhijrah ke STAN,.Dia adalah adik kelas yang sering an kasih motivasi lewat sms...baru pertama kali hari ini ketemu....lahirnya juga sama tanggal 23...Yap begitulah jalan ceritanya..alasan mengambil waktu hari ini adalah selain untuk ajang reuni dan silaturahmi alumni juga untuk melepas kerinduan bersama mereka......

Hmm..alur cerita KCB part2 lebih dahsyat...karena part2 ini menyajikan hikmah kesabaran seseorang dalam meraih impian, asa, cinta dan cita-cita tentunya...tak juga diselipkan moral agama; bagaimana cara ta’aruf yang benar,.memulai perubahan momentum dengan berhijab,.berusaha jujur dengan pasangan,.belajar ikhlas dan tawadhu’ dalam menghadapi cobaan..
Adegan yang paling sadness adalah ketika meninggalnya ibu Azzam,.saat itu si Husna, adik azzam, seraya mengabarkan keadaan ibunya meninggal dengan ketabahan seperti Ummu sulaim,.pada saat kondisi Azzam yang kritis itu, Husna dapat menghibur kakaknya dengan bahasa yang lembut, memberitahukan bahwa ibu mereka dalam keadaan baik2 saja ‘Ibu sudah berada di rumah, mas..di tempat peristirahatannya dengan baik”...hiks2..pada saat serupa Azzam mengikhlaskan tunangannya untuk memilih pasangan yang lebih baek daripada dirinya....sungguh luar biasa...

By the way, jadi inget Qur’an Surat Al Ahzab ayat 35 nih.,
“Sesungguhnya laki2 dan perempuan yang muslim, laki2 dan perempuan mukmin, laki2 dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki2 dan perempuan yang benar, laki2 dan perempuan yang sabar, laki2 dan perempuan yang khusyuk, laki2 dan perempuan yang bersedekah, laki2 dan perempuan yang berpuasa, laki2 dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki2 dan perempuan yang banyak menyebut (Nama) Alloh, Alloh telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Begitu pula dengan Qur’an Surat An-Nur ayat 26 nih,.coba disimak,yaa..
“Wanita yang keji adalah u/ laki2 yang keji,
Dan laki2 yang keji adalah u/ wanita yang keji (pula),
Wanita yang baik adalah u/ laki2 yang baik,
Dan laki2 yang baik adalah u/ wanita yang baik (pula)
Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)”
Kemudian sikap kita terhadap cobaan adalah meresapi Qur’an Surat Ali Imron ayat 139 sebagai berikut:
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”

^___^
Kota lunpia,.8 syawal 1430 H
(posted by: bluepenaneeya)

Sabtu, 26 September 2009

PERUBAHAN MOMENTUM RAMADHAN 1430H

SYUKUR alhamdulillah..
Jika ramadhan tahun ini,..
Menjadikan diri lebih sabar
Lebih semangat dalam menggapai mimpi
Pantang menyerah,
Berjuang lepas dengan niat yang lurus
Belajar tulus untuk memberikan sesuatu
Belajar berani untuk memperbaiki diri

KEJUTAN HARI RAYA
Malam takbiran penuh rasa syukur tak terkira
Atas karunia hidup yang luar biasa
Dengan kekuatan iman dan ihsan....
Membersihkan jiwa dari dosa
Menyucikan harta dengan zakat fitri
Selamat menulis lembaran baru, jiwaku
Semoga semangat dan rahmat ramadhan tetap ada
Hingga sebelas bulan berikutnya..........!
Keep istiqomah di jalan kebaikan, an

Kamis, 06 Agustus 2009

saat ajal itu datang

“Saat Ajal itu Datang..”

Judul ini terinspirasi oleh cerita film “ Andai Aku Mati Besok” dan “Final Destination2” yang ditayangkan selama semalam penuh (060809) ketika pikiran an sedang kacau..memikirkan arahan hidup yang berantakan hingga keputusasaan merajai..Namun entah kenapa, kedua film itu mengugah semangat an untuk bangkit kembali..untuk merasakan nikmat hidup yang mungkin selama ini lupa untuk disyukuri...Subhanallah, energi positif itu muncul akibat mengingat sebuah kematian...

Pada dasarnya inti cerita kedua film tersebut adalah sama, yakni kematian bisa menimpa semua orang, di manapun, dan kapanpun. Apabila malaikat maut menjemput, takkan ada seorangpun yang dapat menghindarinya. Bedanya adalah “Andai Aku Mati Besok” merupakan seri film Indonesia yang menceritakan kisah tiga pemuda yang merencanakan tantangan hidup seandainya kematian menimpa mereka esok harinya. Semula sang tokoh utama menolak tantangan sahabatnya tersebut. Dia tak pernah memikirkan bahwa dirinya akan mati muda dengan melakukan tantangan hidup sebelumnya. Namun pada akhirnya dia menyetujui tantangan sahabatnya. Wah..tak disangka segala perubahan terjadi pada ketiga pemuda itu..mereka melaksanakan beberapa tantangan yang merupakan hal yang tak pernah dilalui. Sang tokoh utama yang semula adalah sosok pengecut berubah menjadi sosok pemberani. Sedangkan kedua sahabatnya berhasil mengisi hidupnya dengan hal yang bermakna. Tak tahunya, sahabat sang tokoh utama sebelum mengakhiri tantangan, Tuhan berkehendak lain. Sahabat tokoh utama divonis mengidap kanker kronis dan akhirnya meninggal dunia. Sebelum meninggal, sahabatnya berpesan bahwa dia belum melaksanakan tantangannya terakhir, yaitu menjaga ibu dan kakaknya dan membuat mereka bangga. Akhirnya sang tokoh utama bersama sahabatnya yang lain menjaga amanah sahabatnya yang meninggal itu dengan sepenuh hati. Salah satu adegan yang mengharukan adalah ketika sahabat sang tokoh utama mengalami detik-detik terakhir dalam hidupnya. Saat menghadapi sakaratul maut, ibunya membimbingnya untuk mengucapkan lafaz “La illahaillahu”. Sungguh, ini merupakan hal yang menyentuh perasaan an..An berpikir bagaimana ketika an menghadapi akhir hidup nanti..apakah termasuk hamba yang khusnul khotimah atau sebaliknya..?
Sedangkan film kedua yang berjudul “Final Destination2” merupakan dwilogi film asing yang menceritakan firasat akan sebuah kematian dan bagaimana menghadapinya..film ini lebih menegangkan dari film “Andai Aku Mati Besok” karena sang tokoh utama memiliki firasat akan kematian dan dapat melihat kejadian yang akan datang, yakni proses kematian seseorang. Pada akhirnya sang tokoh utama berusaha untuk mencegah kematian teman-temanya dan orang-orang yang terlibat dalam ‘proses kematian’ yang dilihatnya itu..Namun demikian, pada akhirnya kematian tetap saja menimpa teman-teman dan orang-orang yang akan diramalkan meninggal. Semula Krambley, sang tokoh utama menduga bahwa kematian akan menimpanya juga. Namun kenyataannya setelah dia mencoba untuk tidak menghindari kematian, justru ia tidak mengalami kematian itu sendiri. Krimbley dan sahabat terakhirnya akhirnya selamat dari malaikat maut yang diduga akan menjemputnya.

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kukuh...” QS 4: 78
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Alloh, dan apa saja bencana yang menimpamu maka dari (kesalahan) dirimu sendiri...” QS 4: 79

Jazakumullah katsiran telah membaca kisah ini..Semoga bermanfaat dan bisa mengingatkan kita akan sebuah kematian...
070809
Posted by: bluepenaneeya

Selasa, 28 Juli 2009

biji sang raja baru..

Bibit Raja

Dahulu kala, ada seorang raja di daerah Timur yang sudah tua. Ia menyadari bahwa sudah dekat saatnya ia mencari pewaris kerajaannya. Ia tidak mewariskan kerajaannya itu kepada salah satu dari bawahannya ataupun anaknya, tetapi ia memutuskan untuk melakukan sesuatu hal yang berbeda. Ia memanggil seluruh anak muda di seluruh kerajaannya. Ia berkata, "Sudah saatnya bagiku untuk mengundurkan diri dan memilih raja yang baru. Aku memutuskan untuk memilih salah satu di antara kalian."

Anak-anak muda itu terkejut! Tetapi raja melanjutkan,"Aku akan memberikan kalian masing-masing satu bibit hari ini. Satu bibit saja. Bibit ini sangat istimewa. Aku ingin kalian pulang, menanamnya, merawatnya dan kembali ke sini lagi tepat 1 tahun dari hari ini dengan membawa hasil dari bibit yang kuberikan hari ini. Kemudian aku akan menilai hasil yang kalian bawa, dan seseorang yang aku pilih akan menjadi raja negeri ini!"

Ada seorang anak muda yang bernama Ling yang berada di sana pada hari itu dan ia, seperti yang lainnya, menerima bibit itu. Ia pulang ke rumah dan dengan antusias memberitahu ibunya tentang apa yang terjadi. Ibunya membantu Ling menyediakan pot dan tanah untuk bercocok tanam, dan Ling menanam bibit itu kemudian menyiraminya dengan hati-hati. Setiap hari ia selalu menyirami, merawat bibit itu, dan mengamati apakah bibit itu tumbuh. Setelah beberapa minggu, beberapa dari anak muda itu mulai membicarakan mengenai bibit mereka dan tanaman yang telah mulai tumbuh. Ling pulang ke rumah dan memeriksa bibitnya, tetapi tidak ada hasilnya.


kisah Inspiratif 3

Bertameng Insya ALLoh

Nasrudin membeli kain dan ingin membuat baju. So, dia mendatangi tukang jahit yang cukup terkenal di daerahnya.
“Kapan selesai?”
“Insya Alloh, seminggu lagi yaa..” jawab tukang jahit.
Seminggu kemudian Nasrudin datang lagi. Ternyata, kainnya belum jadi apa-apa, bahkan dipotongpun belum.
“Insya Alloh tiga hari lagi, Nas,” kata tukang jahit berusaha meyakinkan Nasrudin.
Meski kecewa, Nasrudin menerima juga. Tepat tiga hari kemudian, didatanginya lagi tukang jahit itu. Ternyata baju yang dipesankan belum jadi juga.
“Kembalilah dua hari lagi. Insya Alloh baju Tuan akan segera digarap.”
“Memangnya pasnya berapa sih kalau Alloh nggak ikut campur?” kata Nasrudin jengkel.
.........................................................
‘Insya Alloh’ bagi muslim sejati adalah kesungguhan hati untuk menepati janji. Tetapi, rupanya Insya Alloh sudah “bermetamorfosis”. Jika dulu kata tersebut adalah tanda kesungguhan, maka kini sebaliknya. ‘Insya Alloh’ di zaman ini sudah sangat lekat di lidah kita, namun tidak di hati kita. Secara tidak sadar, kita menggunakannya sebagai penutup kemunafikan kita. Wah payah, bukan?
Kisah inspiratif ini diambil dari buku “Kaya tapi Miskin”, buah karya Mustamir.
(Posted by: Bluepen-ania; 22Juli 2009)

kisah Inspiratif 2

Mengingat Alloh

Dua orang sahabat bertemu di sebuah ruang makan setelah dua puluh tahun tidak berjumpa. Sehabis ngobrol cukup lama, yang satu mengajak sahabatnya untuk sembayang, tetapi yang diajak menolak, “Maaf, Kawan, sudah dua puluh tahun aku tidak pernah lagi sembayang. Bahkan, aku pun tidak pernah lagi menyebut namaNYA.”
“Apa? Mengapa? Dulu, saat kita masih kecil, engkaulah yang paling rajin mengaji dan sembayang. Dulu ketika hidup miskin, kau begitu rajin beribadah, tetapi mengapa sekarang setelah hidupmu mapan, justru kau melupakanNYA? Baiklah, maukah kau kubantu untuk menyebut namaNYA?
“Tentu saja, Kawan.”
Dan, bukk..temannya yang mengajak sembayang memukul perut temannya cukup keras sambil berkata, “ Bagaimana, sakit?”
“Masya Alloh, sakit sekali.’
“Nah. Aku sudah membantumu.”
..............................................................................
Kisah di atas memang patut kita renungkan. Sahabat, ketika kita sehat sering kita melupakan Tuhan. Tetapi segera setelah rasa sakit datang menyiksa, kita berteriak-teriak, “Ya Alloh! Ya Alloh!”
Jadi di sini terdapat hikmah dari kesakitan, kegagalan, kesempitan dan duka cita. Mereka ini hadir bukan demi merusak manusia, melainkan menumbuhkan keimanan, meneguhkan hati, dan bahkan menyehatkan badan.
Bila kegagalan, kesempitan, kesakitan, atau suka duka menghampiri hidup Anda, maka bayangkanlah bahwa yang datang itu adalah Tuhan. Tuhan mengejewantahkan dalam kesakit-sakitan.
Kisah inspiratif ini diambil dari buku “Kaya tapi Miskin”, buah karya Mustamir.
(Posted by: Bluepen-ania; 22Juli 2009)

kisah Inspiratif

Bukan Aku

Suatu hari, Nasrudin diundang ke sebuah pesta di rumah seorang pejabat. Karena agak tergesa-gesa, dia hanya memakai baju seadanya.
Satpam rumah pejabat itu memandangnya dengan remeh dan tidak memperbolehkan dia masuk sebab kalau diperbolehkan masuk, maka suasananya akan janggal karena semua tamu di ruangan itu berpakaian bagus.
Nasrudinpun segera pulang untuk mengganti pakaian. Dia memilih pakaian yang paling bagus. Lalu dengan kepercayaan yang tinggi dia menuju ke rumah pejabat itu lagi.
Kedatangan Nasrudin yang berpakaian bagus itu disambut dengan penuh kehormatan oleh satpam rumah dan juga para tamu di situ. Nasrudinpun segera menuju ke meja makan dan dengan lincah memasukkan berbagai jenis makanan ke jubah bajunya.
Tuan rumah dan para tamu sangat heran melihat kejadian tersebut. Salah seorang dari mereka bertanya kepada Nasrudin, “Nasrudin, apa yang sedang kamu lakukan?”
“Aku sedang memberi makan bajuku karena ialah yang diundang dalam pesta ini, bukan aku.”
..............................................
Mungkin kita lebih senang menilai orang lain dari baju yang dipakainya, dari jabatan yang disandangya, atau dari mobil yang dikendarainya.
Kita tidak terbiasa memilai orang lain dari kualitas akhlaknya. Atau barangkali, kita sudah tak mampu lagi melihat keluhuran akhlak. Barangkali, mata hati kita sudah buta untuk melihatnya ‘indahnya’ akhlak. Barangkali, telinga kita sudah tuli untuk mendengar ‘merdunya ‘akhlak’.
Barangkali..hidung kita sudah tidak peka lagi untuk mencium ‘harumnya’ akhlak. Barangkali juga, lidah kita sudah sangat bebal untuk merasakan ‘kelezatan’ akhlak.
Yap...semoga saja tidak!
Kisah inspiratif ini diambil dari buku “Kaya tapi Miskin”, buah karya Mustamir.
(Posted by: Bluepen-ania; 22Juli 2009)

Minggu, 17 Mei 2009

cINTa Dalam Pandangan Islam

a. Islam Mengakui Rasa Cinta Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya. “Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .”(QS. Ali Imran :14). Khusus kepada wanita, Islam menganjurkan untuk mengejwantahkan rasa cinta itu dengan perlakuan yang baik, bijaksana, jujur, ramah dan yang paling penting dari semau itu adalah penuh dengan tanggung-jawab. Sehingga bila seseorang mencintai wanita, maka menjadi kewajibannya untuk memperlakukannya dengan cara yang paling baik.Rasulullah SAW bersabda,”Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap pasangannya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku”.


b. Cinta Kepada Lain Jenis Hanya Ada Dalam Wujud Ikatan Formal
Namun dalam konsep Islam, cinta kepada lain jenis itu hanya dibenarkan manakala ikatan di antara mereka berdua sudah jelas. Sebelum adanya ikatan itu, maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat dan ketertarikan sesaat.Sebab cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya. Tapi cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.Bahkan lebih ‘keren’nya, ucapan janji itu tidaklah ditujukan kepada pasangan, melainkan kepada ayah kandung wanita itu. Maka seorang laki-laki yang bertanggung-jawab akan berikrar dan melakukan ikatan untuk menjadikan wanita itu sebagai orang yang menjadi pendamping hidupnya, mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya dan menjadi `pelindung` dan ‘pengayomnya`. Bahkan `mengambil alih` kepemimpinannya dari bahu sang ayah ke atas bahunya.Dengan ikatan itu, jadilah seorang laki-laki itu `the real gentleman`. Karena dia telah menjadi suami dari seorang wnaita. Dan hanya ikatan inilah yang bisa memastikan apakah seorang laki-laki itu betul serorang gentlemen atau sekedar kelas laki-laki iseng tanpa nyali. Beraninya hanya menikmati sensasi seksual, tapi tidak siap menjadi the real man.m Dalam Islam, hanya hubungan suami istri sajalah yang membolehkan terjadinya kontak-kontak yang mengarah kepada birahi. Baik itu sentuhan, pegangan, cium dan juga seks. Sedangkan di luar nikah, Islam tidak pernah membenarkan semua itu. Kecuali memang ada hubungan `mahram` (keharaman untuk menikahi). Akhlaq ini sebenarnya bukan hanya monopoli agama Islam saja, tapi hampir semua agama mengharamkan perzinaan. Apalagi agama Kristen yang dulunya adalah agama Islam juga, namun karena terjadi penyimpangan besar sampai masalah sendi yang paling pokok, akhirnya tidak pernah terdengar kejelasan agama ini mengharamkan zina dan perbuatan yang menyerampet kesana.Sedangkan pemandangan yang lihat dimana ada orang Islam yang melakukan praktek pacaran dengan pegang-pegangan, ini menunjukkan bahwa umumnya manusia memang telah terlalu jauh dari agama. Karena praktek itu bukan hanya terjadi pada masyarakat Islam yang nota bene masih sangat kental dengan keaslian agamanya, tapi masyakat dunia ini memang benar-benar telah dilanda degradasi agama.Barat yang mayoritas nasrani justru merupakan sumber dari hedonisme dan permisifisme ini. Sehingga kalau pemandangan buruk itu terjadi juga pada sebagian pemuda-pemudi Islam, tentu kita tidak melihat dari satu sudut pandang saja. Tapi lihatlah bahwa kemerosotan moral ini juga terjadi pada agama lain, bahkan justru lebih parah.Meng

c. Pacaran Bukan Cinta
Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berentu sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemua langsung.Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.

d.
Pacaran Bukanlah Penjajakan / Perkenalan
Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,”Wanita itu dinikahi karena 4 hal : [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa’ fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha’ Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)

Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga ta’aruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemua dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran.

Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan.
Dan tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Diposting oleh uul_fahrian

Bersamamu, ujian itu...

BERSAMAMU, UJIAN ITU…

Bagi teman2 yang memiliki masalah atau problem yang terus melanda tiada henti coba deh simak cerita di bawah ini..Jangan lupa resapin sarat hikmah yang terkandung di dalamnya,yaa……

Ummu Sulaim bintu Milhan, itulah tokoh utama kisah ini. Ia menikah dengan Abu Thallah AL Anshari. Kisah agung pernikahan suci mereka berlanjut hingga saat mereka sudah dikaruniai seorang putra.
Suatu hari, putra mereka megalami sakit keras dalam waktu yang cukup lama. Semakin hari semakin parah sakit yang diderita anak itu, sedangkan sang ayah harus melanjutkan usaha perniagaan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Dan tebak apa yang terjadi?!
Allah berkehendak mengambil anak kecil itu dari kehidupan Abu Thallah dan Ummu Sulaim ketika sang ayah tak ada di rumah,.
Ummu Sulaim pun berkata kepada keluarganya, ”Janganlah kalian memberitahu suamiku atas apa yang terjadi pada anak kami ini. Biarkanlah saya sendiri saja yang akan menyampaikannya..”

Jasad sang putra lalu disimpan di ruang tertutup.

Kemudian Ummu Sulaim mengenakan busana yang paling bagus dan mempersiapkan hidangan istimewa ketika suaminya pulang. Pada waktu itu, Abu Thallah menanyakan keadaan sang putra tercinta.

Lalu bagaimana jawaban Ummu suLaim?

Dengan tegar dan tanpa reaksi kesedihan yang begitu mendalam, beliau menjawab “Dia sekarang jauh lebih tenang dari sebelumnya..” jawaban ini sangat melegakan Abu Thallah, namun yang dimaksud Ummu pasti berbeda dari pemahaman suaminya.

Kemudian Ummu Sulaim melayani suaminya dengan luar biasa hebatnya. Meskipun sebenarnya ia dirundung duka yang sangat dalam ketika ditinggal anak tercinta, ia ingin beban kesedihan dan nestapa yang didengar suaminya nanti terkurangi dengan sambutannya malam ini.

“Wahai suamiku, bagaimana pendapatmu ketika ada seseorang yang menitipkan barang kepadamu lalu orang tersebut mengambil barangnya kembali? Patutkah dirimu merasa keberatan?”
“Sebenarnya tidak boleh begitu..saya wajib untuk mengembalikannya dengan penuh keikhlasan. Bukankah barang itu bukan milikku?”
Ummu Sulaimpun berkata, “Kalau begitu ketahuilah, bahwa putra kita adalah milik ALLah yang dititipkan Allah kepada kita. Ikhlaskanlah putra kita, karena kini Sang Pemilik sudah mengambil barang titipannya..”

Bagaimana reaksi Abu Thallah mendengar pernyataan lembut istrinya ini?

Dengan menahan kesedihan, keharuan, dan kejengkelan pada istrinya, Abu Thallah pergi menemui Rasulullah SAW. Dia laporkan apa yang telah dilakukan Ummu Sulaim kepadanya. Namun sungguh terkejut ketika Abu Thallah mendengar jawaban Rasulullah saw..
Rasul mulia itu bersabda, ”Pengantinankah kalian berdua semalam? Mudah-mudahan Allah memberikan barakah kepada kalian berdua atas malam yang kalian lewati bersama.”

Benarlah apa yang beliau sabdakan. Tak lama kemudian Ummu Sulaim mengandung dan ketika lahir bayi ini bernama ABDULLAH. Perawi hadist mengatakan bahwa Abdullah memiliki sembilan orang putera yang semuanya adalah Qari, penghafal Al Quran. Inilah barakah malam itu. Inilah yang dilahirkan oleh wanita mukminah dan sakinah.
(HR Al Bukhori, Muslim, dan Abu Dawud)

Ummu Sulaim, Radhiyallahu ‘Anha, yap! begitu mulianya pribadi ini. Ia tidak bisa berkata apapun apalagi menangis di hadapan suaminya yang sangat lelah, dipenuhi kekhawatiran dan kegelisahan. Ia justru hidangkan yang terbaik, berdandan dengan elok, serta memberikan waktu hingga suaminya merasa rileks, tenang dan puas. Dalam kondisi emosi suami yang stabil, baru ia menceritakan musibah itu dengan bahasa yang empatik. Perumpamaan yang membuat suaminya tak bisa berkata apa-apa..
“Ikhlaskanlah putra kita, karena Sang Pemilik sudah mengambil barang titipanNya.”

Hmm..begitu terharu An setelah menyimak cerita ini.
Benar-benar tersentuh..
Terima kasih kepada Akh Salim Akhukuh Fillah yang telah menyelip kisah sarat hikmah ini dalam buku yang berjudul: NIKMATNYA PACARAN SETELAH MENIKAH.

At the last..An ingin menyampaikan...Salah satu ayat yang menghibur aN ketika menghadapi ujian ialah...
”Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari amal) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari dosa) yang dikerjakannya. ’Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau atau tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
QS AL BAQARAH:285-286)