Salam cinta dari Ania

Photobucket

Senin, 27 Mei 2013

Bukan Soal Pilihan

Sudah lama tak menulis di catatan blog ini. Berbulan-bulan hingga berdebu dan terlihat kusam :( Jujur, aku tak punya daya menulis untuk mengungkapkan perasaan akhir-akhir ini. Perasaan yang kelam untuk bulan Mei. Awal mula yang kurang greget, berakhir pula dengan penuh keraguan. Hey, inilah pertama kalinya aku mengambil keputusan yang menyimpang. Aku tak bisa mengikuti apa yang mereka sarankan. Aku tak bisa mengambil keputusan yang meyakinkan untuk memilih salah satu dari tiga calon. Hati kecilku berkata TIDAK. Aku sama sekali tidak memiliki harapan kepada ketiga calon itu. Entahlah, apakah aku termasuk korban konspirasi atau tak punya pegangan untuk memilih calon dengan baik.


Bahkan, di saat kondisi seperti itu, aku tak berani untuk shalat ISTIKHARAH.. Buat apa untuk meyakinkan kepastian yang sudah muncul di dalam hati? Aku merasakan dunia politik berputar-putar, merasakan krisis kepercayaan tingkat kronik.. Ya Hadii... Izinkan aku untuk tak memilih sekali sajaa.. Aku belum mengenal mereka secara baik-baik. Aku takut salah memilih. Berulang kali hati kecilku mengatakan demikian....

Aku sadari,  kesabaranku telah teruji. Aku merasa belum termasuk di dalamnya. Aku harap untuk ke depannya, aku bisa memilih pilihan dengan baik. Apapun pilihannya. Apapun permasalahannya. Aku harap bisa berpikir lebih bijak, lebih dingin, dan lebih jernih. Dengan shalat ISTIKHARAH tentunya... menjadikan semua pilihan yang ada menjadi NETRAL kembali...

Ya Hadii.. beri aku petunjuk-Mu....

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي قَالَ وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ



“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kami istikharah dalam setiap urusan yan kami hadapi sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surah dari Al-Qur’an. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika seorang dari kalian menghadapi masalah maka ruku’lah (shalat) dua raka’at yang bukan shalat wajib kemudian berdo’alah: Allahumma inniy astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as-aluka min fadhlikal ‘azhim, fainnaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa ‘Abdullah’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub. Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amru khairul liy fiy diiniy wa aku ma’aasyiy wa ‘aafiyati amriy” atau; ‘Aajili amriy wa aajilihi faqdurhu liy wa yassirhu liy tsumma baarik liy fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amru syarrul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa ‘aafiyati amriy” aw qaola; fiy ‘aajili amriy wa aajilihi fashrifhu ‘anniy washrifniy ‘anhu waqdurliyl khaira haitsu kaana tsummar dhiniy.”

(Ya Allah aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmuMu dan memohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon karunia-Mu yang Agung. Karena Engkau Maha Mampu sedang aku tidak mampu, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui, Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau beliau bersabda: di waktu dekat atau di masa nanti- maka takdirkanlah buatku dan mudahkanlah kemudian berikanlah berkah padanya. Namun sebaliknya ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau beliau bersabda: di waktu dekat atau di masa nanti- maka jauhkanlah urusan dariku dan jauhkanlah aku darinya. Dan tetapkanlah buatku urusan yang baik saja dimanapun adanya kemudian jadikanlah aku ridha dengan ketetapan-Mu itu”. Beliau bersabda: “Dia sebutkan urusan yang sedang diminta pilihannya itu”. (HR. Al-Bukhari no. 1162)

baca lebih lanjut di:  http://al-atsariyyah.com/shalat-istikharah.html

Saat berakhir masa pemilu, mendapatkan kabar bahwa salah satu kandidat itu adalah keluarga jauh temanku. Sebelumnya, aku menceritakan kegalauanku dalam pilgub saat ini. Syukurlah, aku tak terlalu jauh menceritakan alasan keputusanku untuk tak memilih di pemilu ini secara lebih dalam....

2 komentar:

  1. sering sholat istikhoroh kan gak rugi sekalipun kita udah yakin, setidaknya kita dapet pahala lah....
    follow instagram @dita.indika
    thanks

    BalasHapus
  2. Terima kasih ya. Sangat bermanfaat untuk aku yang masih dalam keraguan.

    BalasHapus