Salam cinta dari Ania

Photobucket

Kamis, 29 Oktober 2009

Proses tarbiyah..

Salah satu jaminan dari proses tarbiyah adalah melahirkan sebuah kepribadian yang integral, tidak mendua dan tidak terbelah. Integritas kepribadian muslim yang ditempa di jalan tarbawi tercermin baik keteguhan akidahnya, keluhuran akhlaknya, kebersihan jiwanya, maupun kebaikan hatinya.

Keberhasilan sebuah dakwah akan tampak sejauh mana bila dihadapkan oleh situasi dan kondisi yang menguji integritas kepribadiannya. Sebagaimana halnya ketika terjadi tragedi “Haditsul Ifki” yang menimpa Aisyah RA, dan Shofwan al Mu’attho. Masih inget bukan? Pada saat itu Aisyah tertinggal dalam rombongan muslim kemudian ditolong oleh pemuda muslim yang sholeh, Shofwan al Mu’attho. Namun ketika sampai di tempat tujuan mereka menjadi bahan gunjingan orang-orang, termasuk kaum mukmin.
Banyak orang yang tidak terjamin akhlaknya hingga turut menyebarluaskan fitnah keji tersebut. Bandingkanlah dengan para sahabiyah yang terjamin kualitas tarbawinya, yang menjaga lisannya, yang lebih senang mengutamakan sikap husnudzon kepada ummul Mu’minin Aisyah RA, cukuplah isteri Abu Ayyub al-Anshari mewakili keluarga para shabiyah yang berhati mulia. Hmm..sungguh isteri Abu Ayyub mensikapi kasus tersebut dengan penuh rasa ukhuwwah dan mencintai saudaranya karena Alloh SWT.

Berkenaan dengan gunjingan yang menimpa Aisyah RA, isteri Abu Ayyub al-Anshari berkata kepada suaminya, “Wahai Abu Ayyub, jika Engkau yang menjadi Shofwannya, apakah engkau berbuat yang ‘tidak2’ kepada isteri Rasulullah SAW, sedangkan Shofwan lebih baik daripada engkau. Wahai Abu Ayyub, kalau aku jadi Aisyah, tidak akan pernah aku mengkhianati Rasulullah SAW,.sedangkan Aisyah lebih baik daripada aku.”
Dengan kata lain isteri Abu Ayyub al-anshari RA mengingatkan suaminya bahwa suaminya yang tidak lebih baik dari Shofwan RA saja tidak ada berpikiran buruk terhadap Aisyah RA sebagaimana yang digunjingkan oleh banyak orang,.apalagi Shofwan yang jauh lebih baik daripada suaminya. Dengan demikian mustahil jika Shofwan melakukan hal-hal yang sebagaimana dituduhkan banyak orang. Begitu pula isteri Abu Ayyub al-Anshari yang menganggap dirinya yang tidak merasa tidak lebih baik daripada Aisyah RA, tidak pernah terlintas untuk tega mengkhianati suaminya, apalagi Aisyah yang dalam pandangannya jelas jauh lebih baik daripada Aisyah. Perkataan isteri Abu Ayyub Al-anshari mengandung tausyiah agar kita menjaga lisan, mendahulukan husnudzon, dan menonjolkan sikap tawadhu’ sebagai terbukti terjaminnya hasil dakwah.
Tuduhan yang bohong terhadap ‘Aisyah RA, Ummul mukminin lebih lengkapna tertuang dalam QS An-Nur (24) : 11 – 26.

“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang Mukmin dan Mukminat tidak berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, ‘inilah suatu berita bohong yang nyata’ (QS 24: 12).

1 komentar:

  1. tarbiyah memang bukan segala-galanya..namun semua perubahan dapat diawali dengan tarbiyah..

    BalasHapus