Salam cinta dari Ania

Photobucket

Selasa, 28 Juli 2009

kisah Inspiratif 2

Mengingat Alloh

Dua orang sahabat bertemu di sebuah ruang makan setelah dua puluh tahun tidak berjumpa. Sehabis ngobrol cukup lama, yang satu mengajak sahabatnya untuk sembayang, tetapi yang diajak menolak, “Maaf, Kawan, sudah dua puluh tahun aku tidak pernah lagi sembayang. Bahkan, aku pun tidak pernah lagi menyebut namaNYA.”
“Apa? Mengapa? Dulu, saat kita masih kecil, engkaulah yang paling rajin mengaji dan sembayang. Dulu ketika hidup miskin, kau begitu rajin beribadah, tetapi mengapa sekarang setelah hidupmu mapan, justru kau melupakanNYA? Baiklah, maukah kau kubantu untuk menyebut namaNYA?
“Tentu saja, Kawan.”
Dan, bukk..temannya yang mengajak sembayang memukul perut temannya cukup keras sambil berkata, “ Bagaimana, sakit?”
“Masya Alloh, sakit sekali.’
“Nah. Aku sudah membantumu.”
..............................................................................
Kisah di atas memang patut kita renungkan. Sahabat, ketika kita sehat sering kita melupakan Tuhan. Tetapi segera setelah rasa sakit datang menyiksa, kita berteriak-teriak, “Ya Alloh! Ya Alloh!”
Jadi di sini terdapat hikmah dari kesakitan, kegagalan, kesempitan dan duka cita. Mereka ini hadir bukan demi merusak manusia, melainkan menumbuhkan keimanan, meneguhkan hati, dan bahkan menyehatkan badan.
Bila kegagalan, kesempitan, kesakitan, atau suka duka menghampiri hidup Anda, maka bayangkanlah bahwa yang datang itu adalah Tuhan. Tuhan mengejewantahkan dalam kesakit-sakitan.
Kisah inspiratif ini diambil dari buku “Kaya tapi Miskin”, buah karya Mustamir.
(Posted by: Bluepen-ania; 22Juli 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar