Salam cinta dari Ania

Photobucket

Minggu, 17 Mei 2009

Bersamamu, ujian itu...

BERSAMAMU, UJIAN ITU…

Bagi teman2 yang memiliki masalah atau problem yang terus melanda tiada henti coba deh simak cerita di bawah ini..Jangan lupa resapin sarat hikmah yang terkandung di dalamnya,yaa……

Ummu Sulaim bintu Milhan, itulah tokoh utama kisah ini. Ia menikah dengan Abu Thallah AL Anshari. Kisah agung pernikahan suci mereka berlanjut hingga saat mereka sudah dikaruniai seorang putra.
Suatu hari, putra mereka megalami sakit keras dalam waktu yang cukup lama. Semakin hari semakin parah sakit yang diderita anak itu, sedangkan sang ayah harus melanjutkan usaha perniagaan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Dan tebak apa yang terjadi?!
Allah berkehendak mengambil anak kecil itu dari kehidupan Abu Thallah dan Ummu Sulaim ketika sang ayah tak ada di rumah,.
Ummu Sulaim pun berkata kepada keluarganya, ”Janganlah kalian memberitahu suamiku atas apa yang terjadi pada anak kami ini. Biarkanlah saya sendiri saja yang akan menyampaikannya..”

Jasad sang putra lalu disimpan di ruang tertutup.

Kemudian Ummu Sulaim mengenakan busana yang paling bagus dan mempersiapkan hidangan istimewa ketika suaminya pulang. Pada waktu itu, Abu Thallah menanyakan keadaan sang putra tercinta.

Lalu bagaimana jawaban Ummu suLaim?

Dengan tegar dan tanpa reaksi kesedihan yang begitu mendalam, beliau menjawab “Dia sekarang jauh lebih tenang dari sebelumnya..” jawaban ini sangat melegakan Abu Thallah, namun yang dimaksud Ummu pasti berbeda dari pemahaman suaminya.

Kemudian Ummu Sulaim melayani suaminya dengan luar biasa hebatnya. Meskipun sebenarnya ia dirundung duka yang sangat dalam ketika ditinggal anak tercinta, ia ingin beban kesedihan dan nestapa yang didengar suaminya nanti terkurangi dengan sambutannya malam ini.

“Wahai suamiku, bagaimana pendapatmu ketika ada seseorang yang menitipkan barang kepadamu lalu orang tersebut mengambil barangnya kembali? Patutkah dirimu merasa keberatan?”
“Sebenarnya tidak boleh begitu..saya wajib untuk mengembalikannya dengan penuh keikhlasan. Bukankah barang itu bukan milikku?”
Ummu Sulaimpun berkata, “Kalau begitu ketahuilah, bahwa putra kita adalah milik ALLah yang dititipkan Allah kepada kita. Ikhlaskanlah putra kita, karena kini Sang Pemilik sudah mengambil barang titipannya..”

Bagaimana reaksi Abu Thallah mendengar pernyataan lembut istrinya ini?

Dengan menahan kesedihan, keharuan, dan kejengkelan pada istrinya, Abu Thallah pergi menemui Rasulullah SAW. Dia laporkan apa yang telah dilakukan Ummu Sulaim kepadanya. Namun sungguh terkejut ketika Abu Thallah mendengar jawaban Rasulullah saw..
Rasul mulia itu bersabda, ”Pengantinankah kalian berdua semalam? Mudah-mudahan Allah memberikan barakah kepada kalian berdua atas malam yang kalian lewati bersama.”

Benarlah apa yang beliau sabdakan. Tak lama kemudian Ummu Sulaim mengandung dan ketika lahir bayi ini bernama ABDULLAH. Perawi hadist mengatakan bahwa Abdullah memiliki sembilan orang putera yang semuanya adalah Qari, penghafal Al Quran. Inilah barakah malam itu. Inilah yang dilahirkan oleh wanita mukminah dan sakinah.
(HR Al Bukhori, Muslim, dan Abu Dawud)

Ummu Sulaim, Radhiyallahu ‘Anha, yap! begitu mulianya pribadi ini. Ia tidak bisa berkata apapun apalagi menangis di hadapan suaminya yang sangat lelah, dipenuhi kekhawatiran dan kegelisahan. Ia justru hidangkan yang terbaik, berdandan dengan elok, serta memberikan waktu hingga suaminya merasa rileks, tenang dan puas. Dalam kondisi emosi suami yang stabil, baru ia menceritakan musibah itu dengan bahasa yang empatik. Perumpamaan yang membuat suaminya tak bisa berkata apa-apa..
“Ikhlaskanlah putra kita, karena Sang Pemilik sudah mengambil barang titipanNya.”

Hmm..begitu terharu An setelah menyimak cerita ini.
Benar-benar tersentuh..
Terima kasih kepada Akh Salim Akhukuh Fillah yang telah menyelip kisah sarat hikmah ini dalam buku yang berjudul: NIKMATNYA PACARAN SETELAH MENIKAH.

At the last..An ingin menyampaikan...Salah satu ayat yang menghibur aN ketika menghadapi ujian ialah...
”Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari amal) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari dosa) yang dikerjakannya. ’Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau atau tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
QS AL BAQARAH:285-286)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar