Salam cinta dari Ania

Photobucket

Minggu, 11 September 2011

You're beautiful # Kisah Nyata Sang Teladan yang Lumpuh

Jika Allah memberi Anda hidayah, ini dapat mengubah hidup, cara berpikir, dan tujuan utama dalam hidup Anda. Ini adalah cerita tentang seorang pemuda dari Bahrain bernama Ibrahim Nasser. Nasibnya tidak begitu baik. Dia mengalami kelumpuhan total sejak lahir dan hanya dapat menggerakkan kepala dan jarinya. Bahkan untuk bernapaspun dilakukan dengan alat bantu.
Pemuda ini sangat ingin bertemu syekh Nabeel Al-Awdi seorang ulama dan da’i terkemuka di negeri itu. Maka, ayah Ibrahim pun menghubungi syekh lewat telepon untuk mengatur kunjungan ke Ibrahim.
Kemudian Syekh Nabeel pun tiba di bandara, memenuhi undangan Orang tua Ibrahim.

Ibrahim sangat senang melihat kedatangan syekh Nabeel ketika membuka pintu kamarnya. Lihatlah ekpresi wajahnya, ia hanya bisa melihat kebahagiaan dari ekspresi wajahnya karena ia tidak dapat berbicara. Dan ini adalah ekspresi Ibrahim ketika bertemu dengan syekh Nabeel. Perhatikan juga alat pernapasan di leher Ibrahim… Ia bahkan tidak mampu bernapas dengan normal seperti kita.
Dan sebuah kecupan kasih sayang, di kening untuk Ibrahim.


Ibrahim ditemani ayah dan pamannya serta syekh Nabeel.Lalu syekh Nabeel dan Ibrahim mulai berbicara tentang Dakwah di internet dan perjuangannya yang diperlukan. Mereka juga saling bertukar cerita.
Dan disela-sela percakapan yang akrab itu, syekh Ibrahim Nabeel melontarkan sebuah pertanyaan. Sebuah pertanyaan yang membuat Ibrahim menangis… dan air mata bergulir d ikelopak mata dan pipi Ibrahim.

Ibrahim tak dapat menahan tangisnya saat menyadari kondisi dirinya dan beberapa kenangan masa lalunya yang menyakitkan. Tahukah Anda pertanyaan apa yang membuat Ibrahim menangis???

Minggu, 04 September 2011

Keutamaan Puasa Syawal

Abu Ayyub al-Anshari radhiallaahu 'anhu meriwayatkan, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim).
Imam Ahmad dan an-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Puasa Ramadhan ganjarannya sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka bagaikan berpuasa selama setahun penuh." (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hubban dalam "Shahih" mereka).
Dari Abu Hurairah radhallaahu 'anhu, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadhan lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun." (HR. al-Bazzar)

Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal menyamai pahala puasa enam hari penuh, karena setiap hasanah (kebaikan) diganjar sepuluh kali kelipatannya, sebagaimana telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka.

Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfa'at, di antaranya:
1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.